Memahami Pola Pikir Anak Pada Tahap Perkembangan

"Memahami Pola Pikir Anak Pada Tahap Perkembangan"

Banyak orangtua masih belum mengerti bagaimana cara berpikir seorang anak dalam masa perkembangan. Berdasarkan pengalaman dari lingkungan sekitar penulis, para orangtua banyak melarang atau memberikan batasan atas apa yang diperbuat anak. Jika ditelaah lebih lanjut sebenarnya pada masa itu merupakan masa anak mencari hal yang belum mereka ketahui dan masa inilah yang membentuk pola pikir mereka kearah lebih lanjut. Seharusnya orangtua bila menyadari akan hal tersebut hendakmya hanya berperan mengarahkan saja.

Ada masa anak kelihatannya sangat aktif yang membuat kebanyakan orangtua merasa jengkel atas apa yang dilakukan mereka, padahal secara tidak disadari anak pada masa ini adalah memang merupakan masa bermain bagi si anak. Para orangtua yang mengalami hal ini menganggap sianak tidak dapat dikontrol. Sebenarnya ada beberapa cara mudah dalam mengkondisikan anak atau agar dia mengerti apa yang diperbuatnya menjadi terkontrol/terkendali.

Pertama: Berikan arahan, perintah dan rutinitas yang konsisten, agar anak merasakan apa akibat yang mereka lakuakan dan mereka lihat. Memang memberikan arahan yang sesuai dengan keinginan pada tahap awal cukup sulit tapi dengan kesabaran dan kejelian serta ketelatenan pasti dengan sebab selalu dibiasakan makan semua itu akan bisa dikendalikan.

Kedua: Hindari melakukan banyak bantuan atas apa yang anak lakukan atau kerjakan, pernyataan ini bukan berarti orangtua tidak boleh membantu apa yang anak kerjakan tapi biarkan sianak melakukan apa yang mereka bisa lakukan, seperti misalnya aktipitas anak sedang memasang sendal atau sepatu atau mau memasang pakayannya sendiri dan tentu masih banyak hal lain yang mereka hendak lakukan. seorangtua cukup awasi dan pantau serta berikan arahan-arahan sekedarnya saja atau bisa dengan beberapa motivasi dan ingat apabila anak melakukan kesalahan, janganlah sekali-kali menyalahkan atas yang dilakukan anak tersebut. Hal ini mengajarkan dan mendidik anak belajar mandiri.

Ketiga: Hendaklah orangtua bisa melihat dua sisi apa yang dilakukan anak antara yang positif dan negatif. Karena kebanyakan orangtua hanya terpokus pada perbuatan negatif anak, apabila orangtua melihat anaknya berbuat negatif maka dia ditegur tetapi diasaat anak berbuat yang bersifat positif maka orangtua hanya diam saja. Sebenarnya pada saat anak berbuat sesuatu yang positif hendaklah diberi hadiah. Hadiah disini tidak mesti berupa sebuah barang atau benda bisa dengan sebuah pujian dan lain sebagainya.

Keempat: Hindari banyak bicara pada anak, karena dengan orangtua banyak bicara mengajarkan anak menjadi cerewet. Jikalau anak melakukan sesuatu hal yang salah hendaknya orangtua secara perlahan memberi teguran.

Kelima: Selalu ajak anak bermain yang berkaitan dengan permainan otak. Apalagi sekarang banyak sekali permainan yang dapat membangun pola pikir anak menjadi lebih berkembang.

Post a Comment

0 Comments