TELAAH DAN ANALISIS STANDAR PROSES KURIKULUM 2013

TELAAH DAN ANALISIS STANDAR 

PROSES KURIKULUM 2013



Disusun Oleh

Muhammad Miftah Arief, S.Pd.I, M.Pd
                                      





"2014"


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah Swt karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan tulisan dengan berjudul “Telaah dan Analisis Standar Proses Kurikulum 2013.”
        Dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tulisan ini, khususnya kepada: Bapak Dr. A. Fatah Yasin, M. Ag selaku dosen sekaligus pengampu pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan tulisan ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada tulisan ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Batu,      Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .............................................................................................   i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B.     Tujuan Pembahasan ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A.    Standar Proses Kurikulum ...................................................................................   4
B.     Kurikulum 2013 ................................................................................................... 10
1.   Konsep Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013 ................................  12
2.   Orientasi Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013...............................  14
3.   Tema Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.....................................  14
4.   Tantangan Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.............................  16
C.     Proses Pembelajaran Kurikulum...........................................................................  17
            1.      Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013....................................................17
            2.      Pelaksanaan Proses Kurikulum 2013............................................................... 20
            3.      Penilaian Proses Pembelajaran Kurikulum 2013............................................. 22
            4.      Pengawasan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013........................................ 24

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .......................................................................................................... .26
B.     Keritik dan Saran................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Selain itu guru merupakan kunci dari keberhasilan sebuah pendidikan, serta guru yang menentukan dalam tingkat mutu pendidikan. Seorang guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini berguna untuk tercapainya sebuah pendidikan yang diinginkan.
Standar proses adalah Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar kompetensi lulusan. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi anatara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. 
B.     Tujuan Pembahasan
Standar proses kurikulum 2013 yang sudah tentu tidak hadir mencuat begitu saja di dunia pendidikan Indonesia dengan sebagai mana adanya. Hal tersebut tentunya perpangakal pada sebuah masalah yang dilihat dengan ril yaitu ketidak tercapaiannya sebuah tujuan yang diinginkan. Dengan mengetahuai sebuah standar proses kurikulum 2013 ini diharapakan mahasisiwa agar mampu mentelaah dan menganalisis satandar proses kurikulum 2013 ini guna mengetahui dan mendiskripsikan standar proses kurikulum 2013.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Standar Proses Kurikulum
Standar proses adalah standar nasiaonal pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi  lulusan. Standar proses, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran dikembangkan oleh BSNP, dan ditetapkan dengan peraturan Menteri. Secara garis besar standar proses pembelajaran tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a.       Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kereatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
b.      Dalam proses pembelajaran, pendidik memberikan keteladanan.
c.       Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
d.      Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
e.       Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pembelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik.
f.        Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.
g.      Penilain hasil pembelajaran menggunakan berbagai teknik penilain, dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perorangan atau kelompok, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
h.      Untuk mata pelajaran selain kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilain observasi secara individu sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.
i.        Pengawasan proses pembelajaran meliputi pengetahuan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengembalian langkah tindak lanjut yang diperlukan.[1]
Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Jika kita maknai undang-undang Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tersebut kita akan menemukan arah dan tujuan pendidikan yang harus diupayakan yaitu pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan intelektual, dan pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Namun ternyata salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak  kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kenyataan ini berlaku untuk semua pelajaran. Akibatnya ketika anak didik kita lulus sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.  Hal ini tentu memperlihatkan bahwa apa yang diinginkan dalam undang-undang di atas belum sepenuhnya tercapai.
Sistem pendidikan nasional yang dikembangakan di Indonesia kalau kita lihat memang menunjukkan suatu perubahan-perubahan yang semakin hari semakin menuju kearah perubahan yang lebih baik, ini bertujuan untuk tercapainya sebuah pendidikan yang diinginkan. Tetapi, kita tidak memungkiri bahwa sistem pendidikan kita juga mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang dapat diliahat menurut telaah analsis adalah sebuah sistem pendidikan yang dikembangkan di Negara kita adalah kurangnya perhatian pada autput. Standarisasi kurikulum nasioanal, buku, alat, pelatihan guru, sarana, dan fasilitas sekolah merupakan wujud kendali pemerintah terhadap input dan proses yang harus berlangsung di dalam sistem. Tetapi standar kompetensi apa yang harus dikuasai seorang peserta didik setelah dia belajar, ini belum mendapat perhatian semestinya. Dua orang guru memberikan pokok bahasan dalam kurikulum bisa mengartikan atau penafsirkan yang berbeda, ini disebabkan karena tidak adanya standar. Demikian juga dengan proses pembelajaran, guru sekedar memenuhi target administratif sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis saja, guru tidak berpokus pada hasil yang harus dicapai. Karena hal demikian disebabkan tidak adanya setandar atau hasil yang harus dicapai, dengan demikian mengakibatkan komponen input dan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif, sehingga hasilnya tidak optimal, karena pembelajaran kurang berfokus.
Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, jika ingin melakukan sedikit perubahan saja, maka biyayanya sangat mahal dan teknisnya sangat rumit. Semua komponen input dan proses, dari hulu sampai hilir, mulai dokumen kurikulum, pelatihan guru sampai lembar kerja peserta didik, harus diubah. Hal tersebut telah mengakibatkan sistem pendidikan cenderung tidak efisien dan sulit  beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Tantangan masa depan dalam milenium ketiga antara lain akselerasi teknologi dan sains, tren politik, kekuatan ekonomi, tren sosial budaya moderen, perubahan peta pengetahuan, dan era post-moderen, yang menuntut berbagai perubahan pendidikan. Jika sistem pendidikan konvensional terus dipertahankan, tanpa memperluas orientasi pada ouput atau standar kompetensi pendidikan, maka berbagai perubahan yang ingin dilakukan sulit diwujudkan.[2]
Dalam menanggapi masalah tersebut maka pemerintah selalu melakukan sebuah pengembangan pendidikan melalui sebuah kurikulum, hal ini berguna untuk meningkatkan pendidikan yang ada di Negara kita ini.
Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalam lingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, yang meliputi dampak terhadap belajar dan pengembangan personal setiap individu siswa. Aspek yang direncanakan dari proses kurikulum disebut kurikulum intensional. Aspek yang tidak direncanakan pada proses kurikulum disebut kurikulum bukan intensional (unintentional curriculum). Ada empat unsur yang saling berkaitan dengan proses kurikulum. Pertama, keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan (umum dan khusus) yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan. Kedua, keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai yang diyakini untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan ini mendapat kontribusi yang bermakna dari karya di bidang concept formation and attainment, bahasa dan berpikir, semua teori belajar. Ketiga, setelah ini pelajaran ditentukan, selanjutnya dipilih metode-metode mengajar yang berguna untuk mengorganisasikan dan menyampaikan ini (content) tersebut. Metode-metode tersebut akan menentukan pengelaman-pengalaman tersebut adalah produk dari interaksi antara apa yang diajarkan, bagaimana cara menyajikannya, dan cara siswa belajar. Pada langkah itu berbagi hal memberikan sumbangannya, seperti motivasi, perhatian dan persepsi, kepribadian, gaya kognitif dan aspek-aspek sosial dari belajar. Tahap tersebut merupakan tahap belajar mengajar. Keempat, tahap atau unsur selanjutnya adalah evaluasi yang menggunakan bermacam teknik assesmen pendidikan, yang diperlukan dengan maksud mengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai, yang pada gilirannya menjadi bahan untuk membuat keputusan selanjutnya tentang tujuan, isi/materi dan metode pengajaran.[3]
Proses kurikulum berlangsung secara berkesinambungan dan merupakan keterpaduan dari semua dimensi pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Proses tersebut berlangsung secara bertahap dan berjenjang, terdiri dari:
a.       Proses penjajakan dan pengembangan suatu kurikulum sesuai dengan kebutuhan suatu lembaga pendidikan.
b.      Proses perencanaan dan pengembangan suatu kurikulum sesuai dengan kebutuhan suatu lembaga pendidikan.
c.       Proses pelaksanaan kurikulum yang berlangsung dalam proses belajar mengajar.
d.      Proses penilaian kurikulum untuk mengetahui tentang tingkat produk dan keberhasilan kurikulum.
e.       Proses perbaikan kurikulum berdasarkan hasil evaluasi terhadap keterlaksanaanya dan kelemahannya setelah dilakukan penilian kurikulum.
f.        Proses penilaian evaluasi kurikulum dalam hal ini erat kaitannya dengan tahap-tahap proses lainnya, tetapi lebih mengarah kepada pengembangan kurikulum sebagai cabang ilmu dan teknologi.[4]
Dengan demikian pengembangn kurikulum atau bisa disebut evaluasi kurikulum melingkupi komponen-komponen penjajakan kebutuhan dan studi kelayakan, sebuah perencanaan dan pengembangan, proses belajar mengajar yang didalamnya mencakup media dan bahan pembelajaran. Proses inilah yang dilakukan dalam meningkatkan sebuah mutu pendidikan di Negara kita, seiring dengan berkembangnya zaman dari hari kehari yang menuntut kita untuk mengikutinya dan menyebabakan sebuah tarap pendidikan memang harus dituntut untuk menjadi lebih berkembang guna tercapainya sebuah tujuan yang sudah ditentukan.
B.     Kurikulum 2013
Istilah kurikulum pada awalnya digunakan dalam aktivitas olahraga, yang berasal dari bahasa latin, yaitu curikulum. Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum telah dikenal semenjak kurang lebih satu abad yang lampau. Dalam kamus Webster pada tahun 1856, untuk pertama kalinya digunakan istilah kurikulum. Ada pula yang berpendapat bahwa tanggal dan tahun yang pasti tentang awal penggunakan istilah kurikulum sukar dilacak, namun istilah kurikulum diperkiraan telah dipergunakan semenjak tahun 1890 karena pada tahun ini, di Amerika Serikat diadakan pertemuan komisi utama pendidikan yang membahas pengorganisasian kembali pendidikan, dan pada pertemuan itu, masalah kurikulum diperdepatkan.[5]
Sejak Indonesia merdeka kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan secara berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, dan tahun 2004, serta yang terbaru adalah kurikulum tahun 2006. Pada saat ini telah dan sedang dilaksanakan Uji Publik kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari kurikulum 2006 atau KTSP. Dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan system politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kuriklum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntunan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan.[6]
Kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik. Ditinjau dari pengertiannya, pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema atau bias disebut dengan istilah tematik. Pendekatan temtik ini merupakan suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam meningkatkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakn bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.[7]
1.      Konsep Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013
Istilah pembelajaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Salah satunya sudut pandang yang dianggap paling awal menyajikan konsepsi pembelajaran adalah sudut pandang behavioristik. Berdasarkan pandangan teori ini, pembelajaran sering dikatakan sebagai proses pengubah tingkah laku siswa melalui pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Selain itu pembelajaran selanjutnya ditafsirkan sebagai upaya pemahiran keterampilan melalui pembiasaan siswa secara bertahap dan terperinci dalam memberi respons atau stimulus yang diterimanya yang diperkuat oleh tingkah laku yang patut dari para pengajar.[8]
Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Sudut pandang lain yang bisa digunakan untuk mendifinisikan pembelajaran adalah teori kognitif. Berdasarkan sudut pandang ini, pembelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kemampuan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.[9] Dalam belajar kognitif, objek-objek yang ditanggapi tidak hanya yang bersifat materiil, tetapi juga yang bersifat tidak materiil.[10]
Dari pengertian ini dapat diartikan bahawa pembelajaran adalah sebagai usaha seorang guru untuk memberikan stimulus, bimbingan, arahan, dan sebuah dorongan agar terjadi sebuah proses belajar pada siswa, selain itu pembelajaran yang dimaksud bukan sebuah proses pemberian pengetahuan kepada siswa, melainkan berupa sebuah pembentukan pengetahuan oleh siswa untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya.
2.      Orientasi Pembelajaran dalam Konteks  Kurikulum 2013
Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan ada sejumlah tantangan yang semakin berat. Salah satu tantangan nyata tersebut adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang utuh. Berbeda dengan beberapa dekade yang lalu, kompetensi yang diharapkan dimiliki sumber daya manusia saat ini lebih dititik beratkan pada kompetensi berpikir dan komunikasi.[11]
Kompetensi disini mempunyai arti bahwa sumber daya manusia diharapakan mempunyai pengetahuan yang luas, berpikir keritis, dan berpikir kreatif. Sedangkan kompetensi mempunyai arti bahwa manusia harus memiliki kemampuan berkomunikasi dalam rangka bekerja sama serta menyampaikan segala ide dari pengatuan yang kritis dan kreatif.
3.      Tema Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013
Pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Orientasi ini dilandasi oleh adanya kesadaran bahwa perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad ke-12, telah terjadi pergeseran ciri dibanding dengan abad sebelumnya. Sejumlah ciri abad ke-21 tersebut adalah bahwa abad ke-21 merupakan abad informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi. Hal inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Pembelajaran yang harus dikembangkan adalah pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu bukan pembelajaran yang memberi tahu peserta didik. Melalui desain ini, siswa akan dibiasakan untuk membangun pengetahuan sendiri berdasarkan konteks nyata yang bermakana bagi dirinya. dalam praktiknya pembelajaran yang demikian akan membiasakan siswa untuk beraktivitas melakukan penelitian, pengamatan, eksperimen, observasi, maupun melakukan aktivitas pengumpulan informasi dari berbagai sumber melalui kegiatan wawancara atau kegiatan sejenisnya. Seluruh aktivitas siswa ini selanjutnya harus pula dikemas dengan berbasis pada proses kerja keilmuan. Pembelajaran berbasis saintifik proses inilah yang akan menjadi ruh bagi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.[12]
Dari penjelasan diatas dapat kita amati lebih dalam bahwa tujuan dari sebuah kurikulum 2013 ini sangatlah jelas, apabila semua itu bisa diimplementasikan dengan benar maka tujuan pendidikan yang diingankan akan tercapai. Tetapi semua itu tidaklah mudah menerapkannya, karana disamping membuat suatu perubahan yang sangat signifikan. Guru sebagai ujung tombak dari sebuah ketercapaiannya sebuah pendidikan disini, disamping itu juga metode yang digunakan haruslah tepat. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum atau materi sebuah pendidikan, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode dan cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidak tepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma.
4.      Tantangan Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013
Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual, maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (projeck based learning). Melalu pendekatan itu diharapakan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih prodiktif, sehingga nantinya meraka bisa sukses dalam menghadapi dalam berbagai persoalan dan tantangan zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Bertemali dengan perlunya perubahan mendasar dalam praktik pembelajaran yang selama ini telah latah terbentuk, pemberlakuan kurikulum 2013 di Indonesia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dengan kata lain, pemberlakuan kurikulum ini akan mendapatkan berbagai tantangan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pemberlakuan kurikulum akan sangat berhubungan dengan berbagai aspek dalam sistem pendidikan baik aspek instrumental, proses, maupun enviromental input. Dalam kaitannya dengan instrumental input, pemberlakuan minimal berhubungan dengan guru  sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum di lapangan dan bahan ajar sebagai seumber belajar. Ditinjau dari segi environmental input pemberlakuan kurikulum akan sangat berhubungan dengan sarana dan prasarana pembelajaran termasuk perangkat TIK di dalamnya. Tantangan lainnya bertemali dengan proses pembelajaran itu sendiri baik dalam konteks waktu pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.[13] 
C.    Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
1.      Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.untuk kepentingan tersebut Pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan tidak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam sejumlah jenjang dan alur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang di refleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.[14]
Peningkatan usaha proses belajar dan mengajar harus memperhatikan beberapa aspek komponen-komponen dalam sisitem introksional. Aspek-aspek itu terdiri dari tujuan yang hendak dicapai, materi atau isi pelajaran, metode, dan evaluasi guna memperoleh umpan balik untuk usaha-usaha perbaikan.[15]Terdapat sejumlah kriteria yang harus dipenuhi dalam perumusan perencanaan pembelajaran pada pelaksanaan  kurikulum 2013. Pertama merancang kompetensi yang seimbang antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang hendak diwujudkan. Kejelasan kompetensi akan sangat membantu dalam merancang materi pelajaran, skenario pembelajaran, penilaian, maupun merencanakan media, alat, dan sumber belajar. Semua bermula dari penyelarasan Indikator Pencapaian yang harus selaras dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti, dan Standar Kompetensi Lulusan.
Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, Pengetahuan (Knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhan.Kedua, Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalanya seorang guru  yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketiga, Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. Keempat, Nilai (Value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatudalam diri seseorang. Misalnya standar prilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterukaan, demokratis, dan lain-lain. Kelima, sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi tehadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gajih, dan sebagainya. Keenam, Minat (interest); adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.[16]
            a.      Silabus dan Rencana Pembelajaran
Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh Pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal mengembangkan rencana pembelajaran, yang tidak terlalu jelimet. Di samping silabus, pemerintah juga sudah membuat buku panduan, baik panduan guru maupun panduan peserta didik, yang pelaksanaannya juga nanti dilakukan pendampingan. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan rencana pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru tidak usah repot-repot lagi men gembangkan perencanaan tertulis yang berbelit-belit, karena sudah ada pedoman dan pendampingan. Dalam hal ini, yang paling penting bagi guru adalah memahami pedoman guru dan pedoman peserta didik, kemudian menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan. Setelah itu, kemudian mengembangkan rencana pembelajaran tertulis secara singkat tentang apa yang akan dilakukan dalam pembukaan, pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik, serta penutup pembelajaran.
Hal baru berkaitan dengan silabus dan RPP ini, bahwa sebagian besar pembelajaran, khususnya di sekolah dasar dilakukan secara tematik integratif. Oleh karena itu, guru harus memahaminya secara utuh berbagai hal yang berkaitan dengan silabus tematik integrative sebelum melakukan pembelajaran. untuk kepentingan tersebut, berikut disajikan contoh silabus tematik untuk kelas IV sekolah dasar (Kemendikbud 2012).[17]
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
Kelas                           : IV
Tema                           : Indahnya Kebersamaan
Alokasi Waktu            : 3 Minggu

Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar
Indikator
Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian


MINGGU KE-1
PPKn
Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragaan agama, suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
(KI 1)
·   Memberikan contoh keberagaman di lingkungannya dengan rasa percaya diri.
·   Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara indonesia
·   Membuat daftar keberagaman agama, bahasa, suku bangsa, dan sosial ekonomi yang ada di lingkungan sekitar
·   Menceritakan keberagaman budaya yang ada di lingkungan sekitar sebagai bentuk keberagaman dalam kebersamaan

Penilaian
·   Tes tertulis: Penguasaan konsep tentang keberagamaan agama, bahasa suku bangsa, dan sosial ekonomi
·   Unjuk kerja: menceritakan keberagaman budaya
·   Produk: hasil catatan partisipasi dalam kegiatan kulturul
Bahasa Indonesia
Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik untuk berdoa (sesuai agama yang dianutnya) di sekolah dan di rumah

·   Bersikap tertib (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa
·   Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri

·   Mendengarkan pembacaan doa dengan sikap tertib (menjaga keheningan), seperti doa akan belajar, makan melakukan sesuatu pekerjaan, dan lain-lain
·   Mencontoh kata-kata dalam doa yang didengar pada saat berdoa sendiri

Penilaian
Sekala sikap: tertib dalam mendengarkan doa
Mengucapkan doa dengan bahasa yang baik sesuai dengan agama yang dianutnya
·  Melafalkan kata-kata teks doa dengan jelas
·  Melafalkan kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
·   Membaca teks doa dengan jelas dan intonasi yang sesuai
·   Mengucapkan doa (tanpa teks) dengan jelas dengan intonasi yang sesuai
·   Memberikan saran perbaikan terhadap pegucapan doa yang dilakukan teman

Penilaian
·  Unjuk kerja: mengucapkan doa dengan jelas dan intonasi yang sesuai
Menyapa dan menyampaikan ucapan selamat, terimakasih atau permohonan maaf sesuai dengan konteknya
·   Menyapa dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai
·   Menyapa dana mengucapkan selamat dengan kalimat yang sesuai
·   Menyapa dan menyampaikan ucapan terimakasih dengan kalimat yang sesuai
·   Menyapa dan menyampaikan permohonan maaf dengan kalimat yang sesuai
·   Mengidentifikasi kata-kata dan kalimat-kalimat sapaan
·   Menyapa dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai
·   Mengedentifikasi kata dan kalimat-kalimat ucapan
·   Mengucapkan selamat dengan kalimat yang sesuai
·   Mengedentifikasi kata-kata dan kalimat-kalimat terima kasih
·   Menyampaikan ucapan terima kasih dengan kalimat yang sesuai
·   Mengidentifikasi kata-kata dan kalimat-kalimat permohonan maaf
·   Menyampaikan permohonan maaf dengan kalimat yang sesuai

Penilaian
Unjuk kerja: menyapa dan mengucapkan selamat, terima kasih, dan permohonan maaf dengan kata dan kalimat yang sesuai
Matematika
Menaksir jumlah uang untuk berbelanja atau jumlah dengan jenis benda yang diperlukan untuk suatu kegiatan amal sehingga sesuai kebutuhan (k2)

·   Menyebutkan besarnya uang  saku yang diterima setiap hari atau minggu
·   Menyebutkan sumber perolehan uang saku
·   Menghitung besarnya penggunaan uang saku untuk konsumsi, uang tabungan, dan sosial
·   Membandingkan nialai uang yang berbeda
·   Menyelesaikan oprasi hitung yang melibatkan uang
·   Menentukan hasil oprasi hitung melalui transaksi jual beli yang melibatkan uang

·   Membuat perencanaan penggunaan uang dalam satu hari
·   Bermain jual beli barang seperti kondisi di pasar dengan uang mainan
·   Melakukan kegiatan tawar-menawar antara pemeran penjual dan pembeli barang
·   Membandingkan nilai nominal jenis uang bersama dengan jenis uang mainan temanya
·   Transaksi pembayaran tentang jumlah uang yang diberikan dengan nialai barang yang harus dibayar

Penilaian
·   Produk: membuat perencanaan penggunaan uang
·   Tertulis: menyelasaikan oprasi hitung
Seni Budaya dan prakarya
·   Mengagumi cirri khas keindahan karya seni dan krya kreatif masing-masing daerah sebagai anugrah tuhan (KI 1)

·   Menjelaskan keunikan karya seni dan karya kreatif berbagai daerah
·   Memuji karya seni dan karya kreatif teman
·   Merawat karya seni dan karya kreatif yang ada di sekolah
·   Menunjukkan kebanggaan terhadap karya sendiri
·   Mencari tahu karya seni melalui membaca buku, majalah atau media lain yang ada di sekolah
·   Mengamati berbagai  karya seni dari berbagai daerah
·   Mengidentifikasi keunikn karya seni daerah lain melalui pengamatan
·   Membandingkan ciri khas karya seni dari berbagai daerah
·   Menjelaskan perbedaan cirri khas karya seni dari berbagai daerah
·   Membuat karya seni dan karya kreatif serta merawatnya
·   Mempersentasikan hasil karya sendiri di depan kelas

Penialain
Pengamatan: sikap dalam menghargai karya seni (menyimpan dengan baik, tidak merusak, dll.)
Penjasorkes
Menghargai tubuh sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternialai

Memiliki prilaku hidup sehat

Mempratikkan variasi dan kombinasi gerak dasar untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan dan lari yang dilandasi konsep gerak melalui permainan dan atau tradisional

Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak dasar untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan dan lari yang dilandasi konsep gerak melalui permainan dan atau tradisional


Melakaukan aktivitas fisik secara teratur


Menerapkan prilaku hidup sehat di sekolah

Memperagakan kombinasi gerak dasar jalan



Memperagakan kombinasi gerak dasar lari

Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Mencuci tang sebelum dan setelah belajar

Berjalan jinjit ke berbagai arah mengikuti aba-aba menunjukkan disiplin



Berlari membawa benda yang diletakkan dikepala

Berlari langkah kuda/hop bergandengan tangan secara berpasangan dengan menunjukkan nilai kerjasama, toleransi

Penilaian:
Unjuk kerja: berjalan jinjit keberbagai arah mengikuti aba-aba dan berlari membawa benda yang diletakkan di kepala
Pengamatan prilaku


MINGGU KE-2
PPKn
Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragaan agama, suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
(KI 1)

·   Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara Indonesia

·   Melakukan partisipasi kewarganegaraan dimana setiap peserta didik ditugasi untuk ikut serta dalam suatu kegiatan kultural (upacara adat atau keagamaan pesta rakyat, pentas seni, dll.) di lingkungan sebagai bentuk kebersamaan
·   Membuat catatan apa kegiatan itu dan apa sumbangannya dalam kegiatan tersebut

Penilaian
·   Tes tertulis
Penguasaan konsep tentang keberagaman agama, bahasa, suku bangsa, dan sosial ekonomi

·   Unjuk kerja
Menceritakan keberagaman budaya

·   Produk
Hasil catatan partisipasi dalam kegiatan kultural
Bahasa Indonesia
·   Membaca teks tentang berbagai topik, membuat pertanyaan, dan menuliskan gagasan pokok

·   Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan benar mengenai isi teks bacaan
·   Menentukan dengan tepat gagasan pokok paragraph yang ada dalam teks bacaan
·   Membaca di dalam hati teks bacaan tentang  “Indahnya Kebersamaan”
·   Membuat pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks bacaan
·   Menuturkan pertanyaan-petanyaan dengan teman untuk saling menjawab
·   Menentukan dan menulis gagasan pokok paragraf-paragraf yang adadi dalam teks bacaan

Penilaian
Teks tertulis
·   Ketepatan pertanyaan dengan isi teks bacaan
·   Ketepatan dalam  menentukan gagasan pokok paragraf
·   Membaca dan menemukan makna kata dalam kamus/ensiklopedia
·   Membuka kamus dengan benar untuk menemukan makna kata-kata sulit
·   Menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata sulit yang telah ditemukan artinya di dalam kamus/ensiklopedia
·   Membaca kembali teks bacaan “Indahnya Kebersamaan”
·   Mencatat kata-kata yang dianggap sulit artinya yang ada dalam teks bacaan
·   Membuka kamus/ensiklopedia, lalu menemukan arti dan makna kata-kata tersebut sesuai dengan konteksnya
·   Menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata sulit yang telah ditemukan artinya di dalam kamus/ensiklopedia

Penilaian
Tes Tertulis:
·   Menemukan kata-kata sulit di dalam teks bacaan
·   Menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata sulit
Unjuk kerja: Membuka kamus/ensiklopedia dengan benar
Matematika
·   Menaksir jumlah uang untuk berbelanja atau jumlah dan jenis benda yang diperlukan untuk sesuatu kegiatan amal sehingga sesuai kebutuhan (k2)







·   Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri, menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FBP, satuan kuantitas, decimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya
·   Menyelesaikan soal cerita sederhana melalui permainan jual beli yang melibatkan uang
·   Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan menaksir jumlah uang yang diperlukan dengan barang yang dibeli untuk kegiatan amal
·   Menyamakan penyebut dua pecahan dalam operasi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan KPK
·   Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan jual beli
·   Menaksir harga barang yang akan dibeli dengan uang hasil sumbangan di kelas  yang akan disumbangkan dalam kegiatan

Penilaian
·   Produk membuat perencanaan penggunaan uang
·   Tertulis: menyelasaikan oprasi hitung

·   Mengidentifikasi  pecahan dengan mencari KPK dari penyebutnya kemudian menyamakan penyebutnya pada oprasi penjumlahan dan pengurangan
Seni Budaya dan Prakarya
Menggambar alam berdasarkan pengamatan keindahan alam (KI 4)
·   Membuat gambar dengan motif tumbuhan (bunga dan buah)
·   Membuat gambar pemandangan alam

·   Membuat gambar dengan motif bintang
·   Mengidentifikasi keindahan alam melalui pengamatan
·   Menggambar alam berdasarkan hasil pengamatan

Penilaian:

·   Proses: mengamati proses menggambar
·   Hasil Karya: gambar sesuai dengan tema, komposisi warna, keseimbangan
PENJASORKES
Memahami jenis cidera selama melakukan aktivitas fisik dan mampu melakukan pertolongan pertama

Memahami cara pengukuran tinggi dan berat badan ideal

Menyebutkan penyebab cidera



Mengukur berat badan menggunakan ukuran kg

Mendiskusikan cara menghindari cidera pada aktivitas fisik yang akan dilakukan


Mengukur berat badan menggunakan ”neraca kamar mandi” dan mencatat hasilnya dilakukan secara berpasangan dengan menunjukkan prilaku kejujuran

Mempraktikan variasi dan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dalam permainan bola kecil yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola kecil
Menerapkan variasi dan kombinasi pola lokomotor, non-lokomotor, dan menipulatif dalam permainan kasti
Menangkap bola melambung dengan satu/dua tangan secara berpasangan atau berkelompok dengan menunjukkan prilaku kerjasama, percaya diri, disiplin, toleransi, menjaga keselamatan diri dan orang lain, dan menghargai perbedaan

Penilaian:
Unjuk kerja: mengukur berat badan, dan menangkap bola

Tertulis: cara menghindari cidera selama aktivitas fisik

Pengamatan perilaku


MINGGU KE-3
PPKn
Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragamaan agama, suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
(KI 1)

·   Membiasakan sikap positif terhadap kebhinekatunggalikaan di lingkungan sosial

·   Melaporkan hasil catatan partisipasi dalam kegiatan kultural yang diikuti di lingkungannya
·   Memberikan komentar terhadap catatan yang dibuat dan dibacakan teman
Penilaian
·   Tes tertulis: Penguasaan konsep tentang keberagaman agama, bahasa, suku bangsa, dan sosial ekonomi

·   Unjuk kerja: Menceritakan keberagaman budaya

·   Produk: Hasil catatan partisipasi dalam kegiatan kultural
Bahasa Indonesia
·   Menunjukkan kepedulian terhadap makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari


·   Membuat cerita tentang hewan kesukaannya
·   Menguraikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam memelihara hewan agar hidup sehat dan tumbuhan agar tumbuh subur
·   Kegiatan kecil (7 siswa) menceritakan hewan peliharaannya/hewan atau tanaman yang disukai yang memperlihatkan kebersamaan antara manusia dengan makhluk yang ada di sekitarnya
·   Projek besar memelihara tanaman atau hewan di rumah atau di sekolah, dan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan agar tumbuhan dan hewan dapat hidup sehat (tumbuhan: disiram dan memperoleh sinar matahari yang cukup; hewan: diberi makan dan tempat hidup yang layak dan kasih sayang) dan menuliskannya dalam jurnal mingguan siswa

Penilaian:
Skala sikap tentang kepedulian terhadap makhluk hidup
Bahasa Indonesia
·   Melengkapi bagian cerita rumpang dengan kalimat yang tepat

·   Melengkapi bagian cerita yang hilang dengan kalimat pada akhir paragraf
·   Membaca cerita yang rumpang pada bagian akhir paragraf yang berhubungan dengan indahnya kebersamaan
·   Mendiskusikan kalimat yang sesuai untuk melengkapi bagian cerita yang hilang pada akhir
·   Melengkapi bagian cerita yang hilang dengan kata/kalimat pada akhir paragraf

Penilaian:
Tes Tertulis: Melengkapi cerita rumpang menjadi lengkap berdasarkan hasil diskusi dengan menggunakan EYD yang tepat

Matematika
Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri, menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, decimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenaranya (K4)

·   Menuliskan kalimat matematika dari soal cerita yang berhubungan dengan KPK dan FPB
·   Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK
·   Menyederhanakan pecahan dengan menggunakan FPB
·   Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB
·   Memecahkan masalah yang berhubungan dengan satuan kuantitas
·   Memecahkan masalah matematika yang berhubungan dengan decimal
·   Memecahkan masalah yang berhubungan dengan persen dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari

·   Mengidentifikasi  pecahan dengan mencari KPK dari penyebutnya kemudian menyamakan penyebutnya pada operasi penjumlahan dan pengurangan
·   Mengidentifikasi soal cerita kemudian menuliskan kalimat matematika yang berhubungan dengan KPK
·   Mengidentifikasi soal cerita kemudian menuliskan kalimat matematika yang berhubungan FPB
·   Secara kelompok menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan KPK
·   Secara kelompok menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan FPB
·   Secara kelompok memcahkan masalah yang berhubungan dengan satuan kuantitas
·   Secara kelompok memcahkan masalah yang berhubungan dengan decimal
·   Secara kelompok memcahkan masalah yang berhubungan dengan persen

Penilaian
Unjuk kerja: ketika berdiskusi kelompok

Tertulis: Penguasaan konsep KPK dan FPB, satuan kuantitas, decimal dan persen
Semni Budaya dan Prakarya
Menyanyikan lagu daerah gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada. (KI 4)

·   Menyanyikan lagu anak-anak
·   Menggerakkan tangan dan badan sesuai tinggi rendah nada
·   Mendengarkan lagu anak-anak dari kaset
·   Menghafal atau membaca syair lagu anak-anak
·   Menyanyikan lagu anak-anak dengan senandung
·   Menyanyikan lagu anak-anak dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada
Penilaian
Unjuk kerja menyanyikan lagu anak-anak sesuai dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah mereka
PENJASORKES
Memperaktikkan kombinasi pola gerak dominan untuk membentuk keterampilan/teknik dasar senam (seperti: hand stand, kayang, dsb) dan kombinasi pola gerak dominan posisi statis dan dinamis,tumpuan dan gantungan (misalnya: gerak hand stand berpasangan) secara berpasangan

Mempraktikan pola gerak dasar berirama bertema budaya daerah yang sudah dikenal yang dilandasi konsep gerak mengikuti irama (ketukan) tanpa/ dengan music

Memperagakan teknik dasar senam








Menyebutkan komponen yang di kembangkan dalm gerak berirama

Memperagakan sikap kayang berpasangan/bertiga








Mendiskusikan komponen gerak yang dikembangkan dalam gerak berirama

Penilaian:
Unjuk kerja: posisi kayang

Tertulis: menyebutkan komponen gerak yang dikembangkan dalam gerak berirama.

Diatas merupakan contoh silabus tematik yang sudah ditentukan oleh Kemendikbud 2012.

 Selanjutnya dibawah ini merupakan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan pendidikan      :  Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / semester          :  1V / 1
Tema / topik                :  Selalu Berhemat Energi
Subtema                      :  Macam – macam Sumber Energi
Semester                      :  1   (satu)
Pembelajaran :  1

A.    KOMPETENSI INTI
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B.     KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
  3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih kosakata baku.
  3.2  Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
IPA
3.4   Membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan   pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.7    Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari serta kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut.
 Seni Budaya dan Prakarya (SBDP)
    3.5     Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya kreatif
    4.14   Membuat karya kreatif yang diperlukan untuk melengkapi proses pembelajaran dengan memanfaatkan bahan di lingkungan.

C.     INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.      Menyajikan laporan hasil percobaan dan pengamatan tentang sumber energi angin serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
2.      Mempraktikkan teks instruksi tentang pembuatan kincir angin.
Seni Budaya dan Prakarya (SBDP)
  1. Mendesain kincir angin sederhana menggunakan media kertas dan meningkatkan keterampilan menggunting, melipat dan menempel bedasarkan instruksi tertulis secara mandiri.
IPA
1.      Menjelaskan melalui tulisan laporan tentang pemanfaatan sumber energy angina dalam kehidupan.

D.    TUJUAN
1.      Dengan percobaan dan pengamatan, siswa mampu membandingkan melalui tulisan tentang manfaat energ angin serta pemanfaatan kincir angin dalam kehidupan sehari-hari bedasarkan data hasil percobaan.
2.      Setelah percobaan membuat kincir angin, siswa mampu menyajikan laporan hasil percobaan dan pengamatan tentang kincir angina menggunakan kosa kata baku dengan benar.
3.      Dengan kegiatan membuat kincir angin, siswa mampu meningkatkan keterampilan menggunting, melipat, dan menempel bedasarkan instruksi tertulis secara mandiri.


E.     MATERI AJAR
a)      Berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
b)      Membaca informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang energi.
c)      Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya kreatif
d)      Karya kreatif dengan memanfaatkan bahan di lingkungan

F.      ALOKASI WAKTU
1 x 35 menit

G.    PENDEKATAN & METODE
Pendekatan      : Scientific
Strategi            : Cooperative Learning
Metode            : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, Poster Coment, Demonstrasi

H.    KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
(Apersepsi)
1.    Peserta didik memulai kegiatan dengan berdoa
2.    Bertanya jawab untuk kondisi peserta didik dalam menerima pembelajaran
3.    Mengajak semua siswa senam sehat gembira
4.    Memberikan motivasi pembelajaran kepada siswa
5.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6.    Guru menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Selalu Berhemat Energi”
10’
Inti
1.    Siswa mengamati sebuah kincir angin yang dibuat oleh guru. (eksplorasi, mengamati, menyimak)
2.    Bertanya jawab tentang kincir angin (eksplorasi, menyimak, menanya, menalar)
3.    Guru membimbing siswa dalam membuat hipotesa dari tanya jawab tersebut.
4.    Guru mengelompokkan siswa
5.    Siswa membuat kincir angin sesuai dengan instruksi guru. (elaborasi, eksplorasi, , mencipta, mencoba, menalar)
6.    Guru berkeliling memastikan siswa memahami instruksi yang diberikan dan memberikan bantuan kepada siswa yang menemui kesulitan.
7.    Setelah kincir angin selesai dibuat, siswa melakukan percobaan menggunakan kincir tersebut. (elaborasi, mencoba, menalar)
8.    Siswa menggerakkan kincir angin dengan membawanya berlari atau ditiup. (elaborasi, mencoba, menalar)
9.    Siswa mengamati proses percobaan hingga kincir bergerak berputar. (eksplorasi, mengamati)
10. Siswa mencocokkan jawaban sementara mereka di awal pembelajaran dengan hasil percobaan. (eksplorasi, mengamati, menalar)
11. Siswa menuliskan hasil percobaan pada lembar kerja siswa. (mengkomunikasikan, mengamati, menalar)
12. Siswa mengkomunikasikan proses pembuatan kincir di depan kelas.
(mengkomunikasikan dan konfirmasi)
13. Siswa diberi kesempatan untuk memasang kincir mereka di sekitar kelas/sekolah.
14.  Guru menayangkan video tentang penggunaan kincir angin untuk menambah wawasan siswa. (eksplorasi, mengamati, menyimak)
20’
Penutup
1.    Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil belajar setiap hari
2.    Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
3.    Melakukan penilaian hasil belajar
4.    Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
5’

I.        SUMBER dan ALAT BANTU PEMBELAJARAN :
1.      Buku Siswa kelas 4 tema Selalu Berhemat Energi
2.      Buku guru kelas 4 tema Selalu Berhemat Energi
3.      Video tentang penggunaan kincir angin
4.      Kertas berbentuk persegi/origami
5.      Gunting
6.      Kawat
7.      Spidol

J.       PENILAIAN :
1.      Penilaian Unjuk Kerja
2.      Penilaian Sikap
3.      Penilaian Tes Tulis
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja
  1. Rubrik membuat kincir
No.
Kriteria
Bagus Sekali
(4)
Bagur
(3)
Cukup
(2)
Berlatih lagi
(1)
1
Model kincir
Kincir berbentuk sesuai dengan instruksi dan dapat diputar dengan sempurna
Kincir kurang sesuai dengan instruksi tetapi dapat diputar dengan sempurna
Kincir berbentuk sesuai dengan instruksi tetapi tidak dapat berputar dengan sempurna
Kincir tidak berbentuk sesuai instruksi dan tidak dapat berputar
2
Sikap (kemandirian dan ketertiban)
Tertib mengikuti
instruksi, dan selesai tepat waktu serta mampu
mendesain setiap bagian dengan mandiri
Tertib mengikuti
instruksi, dan
selesai tepat waktu,
tetapi dibimbing
untuk mengerjakan
beberapa bagian
dari kincir.
Tertib mengikuti
instruksi, dan
selesai tepat
waktu tetapi
dibimbing untuk
mengerjakan
seluruh bagian
kincir.
Tidak tertib
tidak mandiri
dan dibimbing
untuk
mengerjakan
semua bagian.
3
Keterampilan
mengkomunikasikan
hasil.
Penjelasan
mudah difahami,
pemilihan kata
sesuai dengan
bahasa Indonesia
baku.
Penjelasan mudah
difahami, pemilihan
beberapa kata
sesuai dengan
bahasa Indonesia
baku.
Penjelasan kurang
difahami, pemilihan
beberapa
kata sesuai/
tidak
sesuai dengan
bahasa Indonesia
baku.
Penjelasan
sulit difahami,
pemilihan kata
tidak sesuai
dengan bahasa
Indonesia baku

Catatan : Centang (√) pada bagian yang meemnuhi kriteria.
N = total nilai  X 10
                 16

Rubrik Penilaian Sikap
No.
Sikap
Belum terlihat
Mulai terlihat
Mulai Berkembang
Membudaya
Ket
1.
Rasa Ingin Tahu





2.
Kerja sama





3.
Tekun





4.
Teliti







Mengetahui                                                                                      Guru Kelas 1V
Kepala Sekolah,                                                                     

  

        .................................                                                              ...................................                         
NIP ..................................                                                       NIP....................................


2.      Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.[18] Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan.[19]
Pola pembelajaran yang efektif adalah pola pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa, artinya guru tidak harus selalu menjadi pihak yang lebih dominan. Pada pola pembelajaran ini guru tidak boleh hanya berperan sebagai pemberi informasi tetap juga bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana yang harus menciptakan situasi memimpin, merangsang dan menggerakkan siswa secara aktif. Selain itu guru harus dapat menimbulkan keberanian siswa baik untuk mengeluarkan idenya atau sekedar hanya untuk bertanya. Mengajar bukanlah suatu aktivitas yang sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, melainkan suatu proses yang menuntut prubahan peran seorang guru. Perubahan dari informator menjadi pengelola belajar yang bertujuan untuk mempelajarkan siswa agar terlibat secara aktif sehingga terjadi perubahan-perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran tergambar adanya suatu aktivitas belajar yang akan menghasilkan perubahan prilaku sebagai keluaran (Iouput) dan hasil belajar (Outcome).[20]
Pada tahap apersepsi siswa melakukan aktivitas pertama yakni menggali pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Mereka juga menyimak penjelasan guru tentang aktivitas-aktivitas apa yang harus mereka lakukan selama pembelajaran beserta capain kinerja aktivitas tersebut. Pada tahap eksplorasi siswa melakukan kegiatan pengamatan. Bukti nyata capaian aktivitas ini adalah catatan hasil pengamatan. Tahap selanjutnya aktivitas siswa adalah mengelaborasi hasil pengamatan secara individu tersebut dalam kerja koopratif. Pada tahap ini seluruh siswa beraktivitas menyampaikan hasil pengamatan dan menyusun menjadi sebuah laporan pengamatan kelompok sebagai hasil capaian aktivitasnya. Pada tahap konfirmasi dan penjelasan, sisiwa menyampaikan hasil kerja kooperatifnya di depan kelas. Siswa yang lain menyimak sekaligus mencatat hasil-hasil penting yang ditemukan kelompok lain. Setelah semua kelompok mendapatkan giliran guru memberikan penguatan materi dan siswa kembali membuat catatan atas apa yang disampaikan guru.[21]
Dari gambaran sebuah proses pembelajaran diatas yang terdiri atas sejumlah aktivitas pembelajaran tersebut dan diseratai dengan adanya sebuah target kinerja pada setiap aktivitas maka diyakini guru mampu mengembangkan potensi siswa, mengetahui kekurangan dan kelemahan siswa secara tepat pada setiap aktivitas,  memberikan penguatan secara tepat atas kelemahan siswa sesuai dengan yang diliahat oleh guru tentang kelemahan yang terjadi pada aktivitas pembelajaran tadi, maka akan bermuara pada peningkatan mutu proses pembelajaran itu sendiri. Oleh sebab itulah apabila sebuah proses yang dilakukan seorang guru seperti mana yang digambarkan diatas, maka itu disebut sebuah pengajaran bukan pembelajaran.
3.      Penilaian Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilain atau penaksiran.evaluasi adalah the process of delineating, obtaining, and providing useful information for jadging decision alternatives. Artinya, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna merumuskan alternatif keputusan. Rooijckers Ad mendifinisikan evaluasi sebagai usaha atau proses dalam menentukan nilai. Secara khusus, evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan mengambil keputusan.[22] Pada umumnya evaluasi dikaitkan dengan ujian-ujian. Peran evaluasi yang tradisional berfungsi  menyajikan informasi untuk membuat keputusan seleksi. Akan tetapi, keputusan semacam ini bukanlah satu-satunya keperluan yang perlu diperhatikan dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, evaluasi ditetapkan sebagai hasil meramu dan menganalisis kenyataan-kenyataan sebelum pengambil keputusan, dan dalam bebrapa hal sifat evaluasi bergantung pada macam keputusan yang telah dibuat.[23]
Penilain proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran serta internalisasi karakter dan pembentukan kompetensi peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Dalam hal ini, penilaian proses dilakukan untuk menilai aktivitas, kreativitas, dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental, emosional, dan sosial dalam pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (80%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang fositif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (80%). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.[24]
4.      Pengawasan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Pengawasan (pengendalian) atau kontroling adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan itu sendiri. Kasus-kasus yang banyak terjadi dalam suatu organisasi adalah akibat masih lemahnya pengendalian sehingga terjadilah berbagai penyimpangan antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan. Pada dasarnya rencana dan peleksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Pengawasan sebagai tugas disebut supervisi pendidikan. Sebagai pemahaman lanjut dari istilah tersebut.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Pengawasan juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dihendaki.[25]
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan telaah dan analisis yang penulis lakukan terhadap Rencana Kurikum 2013 Sebuah proses pendidikan, baik tingakatan nasional maupun tingkatan kelas akan dianggap sukses apabila kompetensi lulusan yang ditargetkan dapat tercapai dengan sempurna. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tahapan-tahapan dan serangkai strategi yang nantinya dijadikan pedoman untuk mencapai target tersebut. Standar proses merupakan sebuah pedoman, atau tahapan langkah-langkah bagi para guru saat mereka memberikan pembelajaran dalam kelas, dengan harapan proses pendidikan yang berlangsung bisa efektif, efesien dan inofatif. Sehingga beberapa target atau kriteria mengenai komptensi lulusan dapat tercapai dengan sempurna.
Pada tataran proses pembelajaran kurikulum 2013 dan untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan mengupayakan agar para guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Hal ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Proses pembelajaran pada satuan waktu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
B.     Kritik dan saran
Kami sebagai manusia yang ingin menjadi diri sendiri dan pribadi yang lebih baik menyadari akan kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu kami berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini untuk memberikan sumbangsih berupa kritik dan saran bagi penulis demi menjadi diri yang lebih baik dan demi penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapa saja. Amin.



[1]E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, (Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).
[2]E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan.
[3]Omar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Cet. I; Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2006).
[4]Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Cet. I; Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 1990).
[5]Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Cet. I; Bandung: Cv Pustaka Setia, 2012).
[6]Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Cet. II; Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2013).
[7]Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru.
[8]Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Cet. I; Bandung: Pt Refika Aditama, 2014).
[9]Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran.
[10] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Cet. II; Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2008).
[11]Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran.
[12]Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran.
[13]Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran.
[14]E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,( Cet, III; Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2013).
[15]Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum.
[16]E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum.
[17]E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum.
[18]Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru.
[19]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. IV; Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 2010).
[20]Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru.
[21]Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran.
[22]Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan.
[23]Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum.
[24]E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum.
[25]http://abunathan.blogspot.com/2009/04/pengawasan-dansupervisi-pendidikan.html, diakses tanggal 21 Oktober 2014.


Post a Comment

0 Comments